Pages

Selasa, 02 November 2010

Belajar dari Sistem Imun Kita


 Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”  
(QS At Tiin: 4)

Di dalam tubuh kita terdapat sistem-sistem organ yang bekerja sama untuk menjaga homeostasis demi kelangsungan hidup. Salah satu sistem itu, yang akan dibahas di sini adalah sistem kardiovaskular (peredaran darah) yang didalamnya mencakup sistem imun (sistem pertahanan tubuh). Sistem imun ini memiliki fungsi sebagai garda terdepan pertahanan tubuh dari zat atau pun benda asing yang memasuki tubuh kita.

Tanpa kita sadari, sebenarnya setiap harinya kita terpapar oleh zat-zat asing (antigen) yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi kita. Di salah satu tampilan komersial di TV,  diinformasikan bahwasanya pada permukaan tubuh kita secara nomal terdapat bakteri-bakteri yang disebut flora normal. Bakteri ini sebenarnya baik, tetapi bisa berbahaya jika berada di lingkungan yang bukan tempatnya. Habitatnya seharusnya di kulit, tapi jika memasuki aliran darah bisa berbahaya bahkan bisa mematikan. Lantas, kemana darah mengalir? Ke seluruh tubuh.. Nah, jika bakteri ini sudah ikut aluran darah maka dia bisa menyerang organ mana saja yang disinggahinya.

Maha Suci Allah dengan segala kemurahan-Nya.. Allah mengaruniakan dalam tubuh kita suatu sistem yang berperan menjaga tubuh kita dari ancaman bakteri tersebut. Allah menyempurnakan tubuh kita dengan sistem imun yang selalu istiqomah berpatroli dalam tubuh kita dan mendiami bagian-bagian tubuh, bersiap manakala ada benda asing yang memasuki tubuh kita.

 *beginilah sistem imun kita bekerja, selalu siap menghadapi berbagai ancaman

Dalam tubuh kita secara umum terdapat dua jenis imunitas, innate immunity dan adaptive immunity.  Innate immunity adalah imunitas natural yang selalu ada di dalam tubuh kita, dia bertugas memblokir dan mengeliminasi segala jenis benda asing yang memasuki tubuh kita sedangkan imunitas adaptif bertugas mengeliminasi benda asing spesifik yang berhasil meloloskan diri dari serangan imunitas natural kita (innate immunity). Contohnya, ketika mikroba berhasil menembus kulit kita maka sel dendritik yang terdapat di kulit akan menangkap mikroba itu. Karena sel dendritik tidak memiliki kemampuan untuk mengeliminasi mikroba, dia pergi membawa mikroba itu ke benteng (lymph node) yang penuh berisi prajurit yang bernama limfosit. 

Di nodus limfe, sel dendritik akan memperkenalkan mikroba kepada limfosit. Setelah mendapat presentasi yang cukup jelas dari sel dendritik tentang mikroba penyusup tersebut, limfosit  akan teraktivasi menggandakan diri menjadi beberapa prajurit yang bertugas mematikan mikroba itu dan sebagian lainnya bertugas menjadi prajurit yang menyimpan memori (strategi apa yang digunakan untuk mematikan mikroba itu). Ketika mikroba berhasil dikalahkan, beberapa prajurit melakukan apoptosis (bunuh diri) menyisakan prajurit yang bertugas menyimpan memori sehingga jumlah prajurit selalu seimbang dalam tubuh kita, sesuai dengan kebutuhan.

Dari cerita yang singkat itu bisa kita ambil pelajaran diantaranya:

Memelihara sifat istiqomah
Seperti halnya sel-sel imun kita yang selalu istiqomah berpatroli, menjaga tubuh kita dalam keadaan yang aman bahkan saat kita sedang beristirahat. Dia tetap konsisten menjalankan tugasnya. Seandainya sel-sel imun kita tidak konsisten menjaga amanah yang telah dibebankan padanya maka pastilah setiap hari kita akan merasa demam dan tidak enak badan.

Dikisahkan oleh Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda, “Tingkatkanlah amalmu dengan baik, atau lebih dekatlah kepada kebaikan, dan bergembiralah, karena amal seseorang tiada dapat memasukkannya ke surga.” Tanya para sahabat, “Amal Anda juga begitu, ya Rasulullah?' Jawab Rasulullah, “Amalku juga begitu. Tetapi Allah melimpahiku dengan rahmat-Nya. Dan ketahuilah, bahwa amal yang paling disukai Allah ialah amal yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” 
(HR. Bukhari, Muslim dan Nasa'i)

 *konsisten, meneguhkan hati di satu jalan yang lurus

Terus-menerus walaupun sedikit, artinya beristiqomah melakukan amalan yang baik. Kita mulai dengan yang kecil, tetapi kita jaga keistiqomahannya sambil kita berproses untuk menambah amalan-amalan baik kita. Tetap istiqomah memberi nutrisi bagi hati dengan yang baik-baik karena sesungguhnya hati itu mudah untuk dibolak-balik. Jika hati adalah cerminan iman, maka akan berlaku apa yang pernah dikatakan oleh seorang mujahhid, Al Imaanu yazidu wa yanqhusu, yazidu bit thaat wa yanqhusu bi maksiat.. iman itu naik turun, naik karena ketaatan dan turun karena kemaksiatan. Sekalinya kita berlepas dari sifat istiqomah maka kemungkinan akan dengan mudah kita berpaling ke arah yang sebaliknya.

Bekerja sama
Sel dendritik yang merasa tidak sanggup mematikan si mikroba lantas pergi menuju nodus limfe yang di dalamnya terdapat sel limfosit yang lebih ‘kompeten’ untuk membunuh mikroba itu. Kerja sama antara sel dendritik dan sel limfosit itu menghasilkan sinergi yang akhirnya memberi hasil yang lebih baik. Semisal sel dendritik tidak mau bekerja sama dan memutuskan untuk berusaha membunuh mikroba itu, bisa jadi dia yang akan mati karena serangan si mikroba.

"Dan hendaklah kamu tolong-menolong dalam perkara-perkara kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong-menolong dalam perkara-perkara kejahatan dan permusuhan." 
(QS Al-Maidah: 2)
 
Begitulah seharusnya kita, berani mengakui kekurangan dan mau bekerja sama. Bekerja sama akan membuat kita lebih banyak berinteraksi dengan orang lain, belajar tentang berbagai macam cara untuk menyelesaikan suatu tugas, belajar tentang budaya kerja, dan belajar untuk mengurangi sifat-sifat egois, more us, less me. Bekerja sama untuk kebaikan. Mungkin awalnya menjadi suatu keterpaksaan ketika mendapat tugas kelompok, tetapi dengan pembagian tugas yang efektif, sesuai kompetensi masing-masing maka insyaAllah hasil yang didapat akan jauh lebih baik.

Rela berkorban
Sel limfosit yang telah selesai mengerjakan tugasnya akan melakukan apoptosis (bunuh diri) untuk menjaga jumlah limfosit dalam darah tetap konstan, tidak kurang dan tidak lebih, berada dalam kadar fisiologis. Merelakan dirinya demi kebaikan yang lebih besar. Sedikit membahas tentang itsar. Itsar, mendahulukan orang lain. Untuk perkara-perkara di luar ibadah, mendahulukan orang lain yang lebih membutuhkan adalah suatu keutamaan.

 
*Ikhlas, merelakan diri untuk suatu kebaikan yag lebih besar

Ketika seorang teman tidak membawa uang sedang ia belum makan pagi dan pada saat itu kita membawa uang lebih untuk membeli buku akan lebih baik kita pinjamkan uang kita dulu. Toh, buku masih bisa dibeli besok. Seandainya kita tidak berinisiatif menolong, memberikan sebelum diminta, mungkin teman kita itu akan menahan lapar sampai waktu pulang kuliah. Rela berkorban bisa dilakukan kapan saja jika dirasa kerelaan kita itu akan membuahkan kebaikan yang lebih besar.

Allah menciptakan tubuh kita dengan segala kelengkapannya hingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwasanya Dia telah menyempurnakan penciptaan kita. Allah memberikan segalanya dengan takaran yang tepat. Semuanya diciptakan dengan perhitungan yang sempurna. Allah menjadikan apa-apa yang ada di sekitar kita sebagai bahan pembelajaran. Sistem imun kita yang bahkan tak tampak oleh mata kita bisa memberikan pelajaran yang dapat menjadi teladan bagi kita. Jika di dalam tubuh kita terdapat sesuatu yang memiliki sifat-sifat baik, sejatinya kita juga bisa menirukannya dalam kehidupan kita.

1 komentar:

  1. artikelnya sangat bagus,,,
    membuat hati sy mnejadi terharu tuk membacanya...
    syukran...
    jazakumullahukhaer...

    BalasHapus